About this blog

Blog Diary seorang pemimpi :D
Isinya " Just a Simply Story " , cerita hari-hari dari seorang mompreneur yang bekerja dari rumah saja. Cerita penting dan tak penting dalam hari-hari yang kadang sibuk kadang juga ngga.

Enjoy !!

GOOGLE SEARCH

Dapatkan Berita Terbaru dari Bali Gift dan Bali Home SPA

Subscribe to bali-gift

Powered by us.groups.yahoo.com

Selasa, 23 Oktober 2007

Pelit (?)

Belum genap 5 menit lalu seorang wanita masuk ke kantor, datang cuman bilang "Mbak" dengan suara yang nyaris tidak kedengaran menyodorkan selembar kertas.

Letter head berwarna biru itu bertuliskan Panti Asuhan ... bla bla bla saya ga sempat baca detail dan langsung dapat menyimpulkan si mbak ini minta sumbangan melihat beberapa tulisan tangan nama dan jumlah uang sumbangan yang sudah tergores di kolom yang tersedia.

Saya menolak dengan halus, karena memang kesepakatan bersama dari tiap-tiap lingkungan bahwasanya segala bentuk penarikan sumbangan harus membawa surat pengantar dari banjar ( =RT/RW) setempat.

"Ya udah sukarelanya ajalah mbak ... " pinta dia lagi bernada be-te mungkin kesal dengan penolakan saya.

" Maaf saya belum bisa bantu "

Dan si mbak itu yang datang tanpa prolog pulang tanpa epilog melongos dengan muka masam karena mungkin merasa perjalanannya masuk kantor ini sia-sia.

Saya bukan pelit .... menyodorkan sejumlah uang terbilang besarpun saya rela dan ikhlas untuk kepentingan sosial. Cuman "aware" aja bagaimana kita tau kalo sumbangan tsb disalurkan kepada orang yang tepat, bukan kepada sindikat / jaringan kerja cari gampang.

Di beberapa titik ruas jalan di perempatan lampu merah seputaran Denpasar mulai marak gerembolan pengemis cilik. Lagi-lagi bukan pelit, tapi saya jarang atau males mo kasih receh ke mereka atas alasan tidak mendidik. Jikalau kecil mereka sudah seperti ini, kalo ga dikasih ga jarang aksinya anarkis memukul mobil dan berkata-kata kasar, mo jadi generasi apa mereka jika besar nanti. Generasi preman ?

Untuk keputusan apa harus memberi atau tidak saya menggunakan kata hati sebagai guidance. Jika bathin tersentuh dan kata hati berkata iya ... ga segan saya rogoh kantong dan memberi dengan ikhlas seikhlas2nya.

Jujur miris ...

Seharusnya pemerintah peka melihat hal-hal seperti ini, bahwa ini sebuah masalah serius. Tugas kita bersama untuk mencari solusi. Lebih tegas lagi, jangan tunda !!

Tidak ada komentar: